Perkembangan Radio di Indonesia

6 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
Radio Jadul
Iklan

***

Perkembangan dunia radio di Indonesia

  1. Era Hindia Belanda (sebelum 1942) 
  • Radio diperkenalkan oleh Belanda di Indonesia pada awal abad ke-20 
  • Stasiun radio pertama di Hindia Belanda adalah Bataviase Radio Vereniging (BRV) yang didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) pada 16 Juni 1925.
  1. Migrasi ke Digital / Streaming
  • Pendengar radio via streaming di Jakarta cukup signifikan: sekitar 17% dari total audience radio mendengarkan lewat streaming. 
  • Radio swasta mulai banyak yang punya kanal digital. Contoh paling nyata: Trax FM berubah menjadi platform digital dan kemudian bergabung dengan iSWARA.
  1. Regulasi & Hambatan Kebijakan
  • Regulasi penyiaran (misal Undang‑Undang Penyiaran, UU Telekomunikasi) belum sepenuhnya menyesuaikan dengan kondisi digital. Radio harus memiliki izin, harus patuh terhadap KPI, bayar frekuensi, dan regulasi lainnya, sementara platform digital seringkali tidak memiliki beban regulatif yang sama.
  • Perlu kebijakan yang mendukung digitalisasi sekaligus menjaga keseimbangan kompetisi antara radio tradisional dan platform digital
  1. Efisiensi

Meskipun detail‑detailnya tidak semua dipublikasi, efisiensi bisa meliputi pemangkasan biaya yang tidak esensial, optimalisasi sumber daya, mungkin restrukturisasi staf, fokus ke platform yang memberikan ROI lebih tinggi. Jadi bukan karena akan tutup, tapi mengatur ulang agar lebih efisien dan profitable

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Contoh kasus : Prambors

Ada rumor bahwa Prambors akan bangkrut, tapi sejauh yang bisa saya telusuri, belum ada sumber yang kredibel menyatakan bahwa Prambors benar‑benar dalam kondisi insolvensi atau bangkrut. Sebaliknya, lebih banyak informasi bahwa Prambors sedang melakukan efisiensi organisasi / operasional, menyesuaikan diri dengan tekanan digital dan perubahan perilaku pendengar.

Prambors telah membuat beberapa strategi dalam beradaptasi dengan digitlisasi sekarang

a. Selain siaran FM (102.2 FM di Jakarta dan cabang‑cabangnya), Prambors hadir di platform digital seperti YouTube, podcast, Instagram, TikTok, platform live‑streaming, website sebagai media publisher

b. Menyesuaikan konten agar lebih relevan ke audiens muda, lebih kreatif dan variatif; memperbanyak interaksi lewat media sosial; menyediakan cuplikan ulang, segment on‑demand, dsb.

c. Prambors memperkuat citra sebagai “brand anak muda”, terus menjadi trend setter; menjaga loyalitas pendengar lama sambil menarik pendengar baru lewat inovasi format dan kanal digital.

 

Pendapat sendiri

  • Memanfaatkan platform digital (streaming radio via website dan aplikasi mobile).
  • Membuat konten interaktif melalui media sosial (Instagram, TikTok, YouTube, Twitter).
  • Menyediakan podcast atau rekaman ulang siaran agar bisa diakses kapan saja.
  • Mengintegrasikan radio dengan teknologi AI dan big data untuk memahami minat audiens.
  • Mencari sumber pendapatan baru melalui iklan digital, kolaborasi brand, dan event online.

 

Konsultan Multimedia

  • Identitas Brand: Menentukan segmen pendengar (misalnya mahasiswa/anak muda) dengan positioning.
  • Platform Hybrid: Tidak hanya siaran FM/AM, tetapi juga streaming online, aplikasi radio digital, dan integrasi dengan Spotify/Apple Podcast.
  • Konten Variatif: Live talkshow, musik sesuai tren, berita ringan, podcast khusus, serta kolaborasi dengan musisi/creator lokal.
  • Interaktivitas: Fitur request lagu via chat, polling online, dan integrasi media sosial agar audiens merasa dilibatkan.
  • Event Offline & Online: Mengadakan konser mini, workshop, atau meet and greet yang disiarkan langsung.

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Kayla Maurranisa Waworuntu

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler